Kelompok Tani Ternak Salira Leuwiseeng – CERITA FIKSI – Siang itu Udara terasa cukup panas, padahal berada di Perbukitan luas yang kebanyakan masih subur berdiri pohon-pohon dengan daun lebat.
Pak Iqbal, begitulah orang-orang menyebut beliau, terlihat sedang serius memandangi domba-domba yang bergerak hilir mudik bergerak tak terarah, rupanya beliau sedikit kesulitan menghitungnya.
“Mir, minta tolong bantu giring domba-domba ke pintu itu ya?” Sahut Pak Iqbal kepada salah-seorang anak muda yang sedang membersihkan tegalan rumput itu. Tak lama, Amir menuruti apa permintaan Pak Iqbal.
Rupanya Pak Iqbal sedang melakukan perhitungan Domba-domba yang digembala liar di tegalan terbuka milik Pesantren tempat beliau mengabdi.
Dengan dibantu oleh 5 orang anak muda yang juga merupakan Santri di Pesantren itu, Pak Iqbal setiap hari ditugaskan oleh Pimpinan Pondok Pesantren itu untuk mengelola Usaha Peternakan Domba milik pesantren.
Tidak hanya mengurus Ternak Domba, Pak Iqbal pun dipercayakan mengurus Masjid (Marbot) yang ada di Pesantren itu. Pak Iqbal pun tidak merasa repot, karena memang untuk urusan lapangan peternakan domba, ada lima orang santri yang membantunya tersebut.
Sungguh luar biasa, tidak tanggung-tanggung, Populasi domba yang dikelola pesantren itu lumayan banyak, jika ditotalkan semuanya (berikut anak-anak domba yang hampir setiap minggu sekali ada yang lahiran), maka saat ini totalnya ada 700 Ekor.
AKHIR ZAMAN: “Akan tiba masanya ketika harta muslim yang terbaik adalah domba yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau peperangan sesama muslim)”. (H.R. Bukhari)
Dengan kondisi lahan dan iklim yang memang cocok, ditunjang dengan ketersediaan makanan alami domba yang berlimpah di padang rumput seluas 10 hektar tersebut, ditambah dengan sistem pengelolaan yang baik, maka tidak heran, Pesantren tersebut sangat Makmur dan segala keperluan pesantren mampu dipenuhi dari hasil Peternakan Domba Sistem Gembala di lahan terbuka tapi terbatas dibatasi pagar tersebut.
Pak Iqbal pun mengaku bahwa dalam setiap bulan, beliau kebagian Tujuh Juta Rupiah dari hasil usaha peternakan domba super intensif yang beliau kelola itu, sementara Kelima santri yang membantunya mendapat Empat Juta Rupiah tiap orang.
Ini patut diacungi Jempol, karena Tidak hanya itu saja, segala keperluan pesantren, mulai pembangunan, pemeliharaan serta Gaji Guru atau Mudarris yang berjumlah Lima Guru pun, mampu ditopang dengan Hasil dari Peternakan Domba tersebut. Subhanallah, itulah keberkahan Hewan Domba, yaitu salah-satu hewan pilihan ketika Umat Muslim melaksanakan Qurban.
Untuk anak didik di Pondok Pesantren tersebut datang dari berbagai daerah. Terlihat mereka kebanyakan berasal dari keluarga Menengah ke bawah (dari keluarga tidak mampu), lalu mereka menitipkan anak-anaknya ke Pesantren untuk menimba ilmu agama Islam disana.
Setiap santri tidak dipungut biaya iuran bulanan, karena segala keperluan pembangunan dan gaji Mudarris sudah mampu ditopang Peternakan Domba. Para santri hanya membawa alat-alat perangkat sholat dan alat mengaji serta memberikan Beras kepada pengelola Makan Santri. Sedangkan lauk-pauknya ditopang oleh Pihak pesantren. Luar biasa, Subhanallah, 100 Orang Santri di pesantren itu pun terlihat sangat gembira bahagia dan semangat dalam menimba Ilmu Agama Islam di pesantren yang tidak mau disebutkan Nama Pesantren nya itu.
Ada yang unik dalam sistem pemeliharaan Domba dengan sistem digembala di tanah lapang rumput terbatas 10 hektar tersebut yaitu bahwa Pak Iqbal menerapkan Rumus yaitu untuk per ekor domba maka dibutuhkan 10 bata (atau kira-kira 142.85 meter persegi).
Luas lahan 10 Bata tersebut untuk dua kali Rolling tempat, artinya sebenarnya kebutuhan luas lahan rumput untuk setiap ekor domba itu sejatinya hanya 5 bata, tetapi menjadi 10 bata karena ketika lahan rumput 5 bata yang satu sudah gundul (kurang rumput), maka domba akan dipindahkan ke lahan segar baru yang satunya lagi yaitu yang 5 bata. Dan begitulah seterusnya Rolling dua tempat.
Jadi benar bahwa Populasi maksimal yang sanggup dikelola di Peternakan Domba di Pesantren itu maksimal ada 700 Ekor. Karena luas lahan rumput 10 hektar secara perhitungan matematis itu untuk 700 ekor domba.
Pak Iqbal terlihat senang dengan pekerjaannya sehari-hari dengan dipercaya oleh Pemilik Pesantren untuk mengelola Peternakan tersebut. Alhamdulillah, InsyaAllah, Dunia dapat dan lebih-lebih Akhirat Dapat.
Cerita Fiksi diatas ditulis oleh: Pipih Pirmansyah, pada 22 Mei 2018.